LUKA

8:03 PM

Aku adalah wanita. Pernah mencintai. Pernah patah hati. 

Aku sepenuh hati dalam hal mencinta, tak pernah setengah-setengah, meskipun tau aku akan terluka, dalam.

Aku ingin menceritakan kisahku, dari sudut pandangku. Cerita tentang, 2 cinta dan 2 luka.

Aku mulai dari cerita cinta dan luka ku yang pertama. Saat kami hanyalah dua insan muda yang saling jatuh cinta, saling mengenal lebih dalam satu sama lain. Tiada habisnya cerita kami setiap hari, tangan selalu setia menerima kabar dari genggaman handphone. Padahal saat itu kami selalu bertemu dari Senin-Sabtu namun tak ada kata bosan untuk saling merindu. Hari-hariku berlangsung bahagia. Tiada hari tanpa ucapan selamat pagi dan selamat tidur. 

Ya, 2 bulan aku menjalani kisah cinta ini. Semua hancur seketika saat seseorang tiba tiba hadir ditengah-tengah kisah kami. Menyampaikan kabar bahwa kekasihku dan dirinya mempunyai hubungan, bukan hanya bualan belaka, tapi disertai bukti nyata. Hatiku hancur, tubuh ku bergetar tak menyangka. Terdiam. Menangis. Ini nyata? pikirku.

Dia meminta maaf, berjanji tidak akan mengulangi, memohon. Aku pun luluh. Hati wanita mana yg tidak terbuai oleh rayuan dan janji nya? Kami menjalani lagi hari-hari kami seperti biasa. Namun, sikap ku berubah, Aku selalu curiga, overprotective, cemburuan, kasar, mencaci maki, namun hatiku tetap mencintainya sama seperti dulu. Tak ada sedikitpun rasa yang hilang untuknya. 1,5 tahun berlalu. Dan kau tahu? Dia pergi, dengan wanita yang sama. Wanita yang menghancurkan hubunganku dulu. Ya aku tau bukan salah wanita ini. Semua salah ku, kupikir. Sifatku yang buruk, membuat kekasihku memilih pergi. Memilih untuk meninggalkanku. Hatiku begitu hancur. Setiap hari Aku hidup dengan menyalahkan diriku sendiri. Tiap hari Aku menyumpah kekasihku atas kecurangannya yang ingkar. Inilah kecurangan pertama selama hidupku. Sakit. Kecewa. Marah. Sedih...

2 tahun berlalu, Aku memilih untuk bangkit kembali. Keluar dari zona nyamanku, saat itu aku bertemu Dia. Dia, lelaki yang terlihat menyedihkan. Hidupnya pahit. Hatiku tersentuh melihatnya. Kisahku tidak begitu buruk, jika dibandingkan dengan-nya, batinku. Aku ingin Dia merasakan arti bahagia dan arti dicintai, karena Aku tau bagaimana rasanya kecewa. Aku tak ingin Dia merasakan kesedihan yang sudah pernah aku alami. Aku ingin melihat dia tersenyum, walau hanya sekali.

Tak butuh waktu lama bagi kami untuk saling mengenal, sebulan mengenal kami pun menjalin kasih. Setiap waktu ada naik dan turun dalam hubungan ini. Aku merasakan dan melihat kepedihannya, Dia yg selalu terbayang-bayang masa lalu. Kasih, Aku disini, hanya untukmu, tak bisakah kau biarkan Aku membuatmu merasakan kebahagiaan? Tersenyumlah, tertawalah, mari kita saling merajut cinta. Lupakan sejenak segala hal yang menghantuimu. Aku disini. Lihat Aku. Aku tak akan meninggalkanmu sendirian. Aku janji. 

Namun, Dia menolak, merasa tak pantas untuk dicintai. Tidak kasih, Kau pantas untukku. Ucapku berulang kali. Tiap waktu Dia selalu inginkanku pergi dari hidupnya. Tiap saat. Tiap dia merasa sedih. 
Kasih, bagaimana bisa Aku meninggalkanmu sendirian? Aku sungguh benar-benar mencintaimu, Aku akan selalu menemanimu. Aku tulus, Aku menerima hitam dan putihmu. Aku menerimamu apa adanya, Aku menerima statusmu, Aku menerima penderitaanmu, sekali lagi, Aku menerimanya. Mari berjuang bersama. Kali ini saja. Aku mohon.

Suatu hari, Aku melihatnya sedang tertidur. Raut wajahnya terlihat lelah dan gelisah akan sesuatu. Aku usap rambutnya perlahan tak ingin membuat dia terbangun. Aku tatap wajahnya. Dan Hatiku pedih, sangat amat. Bagaimana bisa lelaki baik sepertinya merasakan penderitaan begitu dalam. Apa salahnya Tuhan? Bagaimana bisa Dia mempunyai pikiran ingin mengakhiri hidupnya? Tuhan, tolong, hapus penderitaannya, hapus kegelisahannya, hapus mimpi buruknya, Aku ingin menjadi masa depan-nya yang cerah, Aku ingin membimbing dan menuntunnya, Air mataku menetes dan langsung ku tepis. Ku pegang wajahnya dengan telapak tanganku, dan Dia langsung terbangun. Tuhan, bahkan tidur saja Dia tak nyenyak. Bagaimana bisa Dia langsung terbangun hanya dengan sentuhan kecil? Dia menatapku, Aku tersenyum. Hening. Lalu Dia menarikku kedalam pelukan-nya. Akupun ikut berbaring di sampingnya. Memeluknya. Mengusap punggungnya. Kembalilah tidur, ucapku. Lalu Diapun memejamkan matanya.

Kadang Dia membuatku bahagia, kadang Dia mengacuhkanku, memperlakukan Aku seperti sampah.
Aku belajar dari kesalahanku sebelumnya, Aku menghilangkan semua sifat buruk-ku untuk-nya. Aku selalu mengalah, Aku selalu percaya, Aku tak pernah mengekangnya, Aku tak pernah sekalipun mencaci makinya. Karena Aku tak ingin 'lagi' di tinggalkan karena kesalahanku.

Dalam duka Aku bertahan, susah sekalipun Aku tetap ingin menemaninya. Namun, suatu malam, datang pesan dari-nya. Dia ingin benar-benar pergi dariku, Dia ingin memikirkan dirinya, Dia tak ingin Aku menderita, Dia ingin bersama keluarganya dan fokus terhadap dirinya sendiri. Dan pada akhirnya, Aku meng-iyakan. Mari kita akhiri penderitaan mu, jika ini yang terbaik. Jika ini yang Kamu mau. Jika Kamu bisa bahagia.

Aku ditinggalkan. Lagi.

Aku merenung, menangis. Apa salahku kali ini? jeritku.

Apa selama ini tak pernah sekalipun Aku membuatnya bahagia?

Apa arti diriku di matamu? beban? pelampiasan? mainan? persinggahan?

Seminggu berpisah, Kau tau apa yg terjadi? Dia menjalin kasih dengan yang lain. Bahkan dia merasa bersyukur di pertemukan dengan kekasih barunya. Apa ini yang kamu sebut sedang ingin sendiri? Aku kamu tidak pernah mensyukuri kehadiran ku? Apa Aku hanya bahan bercandaan mu dan mainan mu? Sejak kapan kalian saling mengenal dibelakangku? Selama ini apa hanya Aku yang mencinta? Aku berjuang sendiri. Aku.... benci diriku. Aku bodoh. 

Tak perduli bagaimana sikap kita terhadap pasangan kita. Jika setia, seburuk apapun kita, dia akan tetap setia. Jika tidak setia, sebaik apapun kita berusaha, dia tidak akan pernah setia.

Setidaknya, Aku, berusaha untuk menjadi lebih baik. Jika kamu membuangku, Aku tak apa.

Meskipun sayapku patah, biarlah Aku menahan seorang diri. Tak ada lagi yang bisa ku percaya. Penghianatan membuat Aku lebih membuka mata terhadap dunia dan isinya. 

Aku tak menyesal pernah mengenal dan dipertemukan dengan-mu, Aku akan selalu berharap Kamu mendapatkan kebahagiaan yang tak luntur oleh waktu. Aku akan selalu ingat note yang Kamu sisipkan untuk ku "jangan lupa senyum"

Disini Aku sekarang, tersenyum, melewati hari-hariku.

Terimakasih.
Terimakasih atas pelajaran ini.

Doaku, menyertaimu.

Salam.

1 komentar:

  1. As claimed by Stanford Medical, It is really the one and ONLY reason this country's women live 10 years longer and weigh on average 42 lbs lighter than we do.

    (And really, it has absolutely NOTHING to do with genetics or some secret-exercise and EVERYTHING about "HOW" they are eating.)

    P.S, I said "HOW", and not "WHAT"...

    Tap this link to determine if this short quiz can help you release your true weight loss potential

    BalasHapus

Isbiantari Siregar. Diberdayakan oleh Blogger.